PERENCANAAN
DAN KENDALI MANAJEMEN
Persaingan
global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus menerus
secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan
internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional secara terus menerus,
mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengiriman
dana lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan
tingkat suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah
terhadap aktiva, laba dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang
memperumit keputusan manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti
internet, konferensi video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi,
distribusi, dan pendanaan.
Persaingan
global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan
nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara
lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya,
dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint
ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal
yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara
yang sama.
Perencanaan
dan kendali manajemen sangat penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan
multinasional. Namun, pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional terus
menerus, mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan, pembatasan terhadap
pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam system pajak nasional,
perbedaan tingkat suku bungan dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang
berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan variable
yang memperumit keputusan manajemen. Persaingn global dan cepatnya penyebarn
informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktek
akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan
teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta
koordinasi operasi global melalui joint venture dan kaitan strategis lainnya.
Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi factor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.
Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi factor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.
Kemudian,
keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat
penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Resiko investasi
diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan
formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka
penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yng
diusulkan. Perbedaan dalam hokum pajak, system akuntansi, laju inflasi, resiko
nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam
pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestic. Adaptasi
(penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi
tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
1. menentukan
pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional .
2. mengukur
ekspektasi arus kas .
3. menghitung
biaya modal perusahaan multinasional.
Seorang
manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untk mengalisis
kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan
masalah sudut pandang: proyek luar negeri atau induk perusahaan. Pengembalian
dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal:
(1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin,
royalt, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun
merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, dan
(4) perubahan kurs valuta asing, dan (5) perbedaan pajak. Manajer keuangan
harus memenuhi banyak tujuan dengan memberikan respons kepada kelompok investor
dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Jika siatu investasi asing
tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya
lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk
perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan local.
Bagi
manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi
asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan didasarkan pada
proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak
local juga sama-sama diramalkan.
Struktur Sistem Pengendalian
Manajemen
Struktur sistem pengendalian
manajemen merupakan komponen-komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara
bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen dalam struktur memiliki fungsi
tertentu untuk mencapai tujuan sistem. Struktur yang sehat adalah struktur
sistem yang setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan
bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.
Struktur sistem pengendalian
manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua
perusahaan yang memasukil lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk
bersaing. Agar dapat dipilih oleh costumer, produk dan jasa perusahaan harus
memiliki keunggulan tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan mencari
berbagai cara untuk menghasilkan value terbaik bagi costumer. Oleh karena itu,
untuk tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif,
perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan menemukan kembali keunggulan
daya saing.
Untuk dapat bertahan dan
bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, organisasi perusahaan tidak
cukup hanya mampu menjadi pencipta kekayaan (wealth-creating institution)
namun, dituntut untuk memiliki kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan
dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan kekayaan (wealth-multiplying
institution) untuk membangun kemampuan perusahaan sebagai pelipat gandaan kekayaan,
manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan
pelipatgandaan kekayaan.
Permasalahan yang timbul dalam
implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat
diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan
kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan
sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi
perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak
tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan
perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara
lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam
radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan
tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target
organisasi ke depannya
Untuk menghadapinya diperlukan
struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan
pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap
karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.)
Perencanaan dan kendali
manajemen sangat penting bagi perusahaan (dalam hal ini perusahaan
multinasional). Namun ada variabel-variabel yang memperumit keputusan
manajemen, yaitu pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional terus menerus,
mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana
lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat
suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap
aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan.
Persaingan global dan cepatnya
penyebaran informasi membuat perbedaan nasional dalam praktek akuntansi
manajemen menjadi semakin sempit. Tekanan tambahan antara lain mencakup
perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan
kinerja serta koordinasi operasi global melalui joint venture dan kaitan
strategis lainnya.
Dalam melakukan kendali
manajemen perusahaan memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan
eksternal dan internal. Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali
kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis
WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan
lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga dapat membantu para perencana
perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan
strategis.
Kemudian, keputusan untuk
melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam
strategi global sebuah perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti oleh
lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan
suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal
yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang diusulkan. Perbedaan dalam
hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka
mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan, dan
perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang
ditemui dalam lingkungan domestik.
Adaptasi (penyesuaian) oleh
perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah
dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
1. menentukan
pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional.
2. mengukur
ekspektasi arus kas.
3. menghitung
biaya modal perusahaan multinasional.
Seorang manajer harus menentukan
tingkat pengembalian yang relevan untuk mengalisis kesempatan investasi asing.
Namun tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek
luar negeri atau induk perusahaan. Pengembalian dari dua sudut pandang ini
dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal, yaitu pembatasan oleh
pemerintah atas repatriasi laba dan modal; biaya izin, royalt, dan
pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban
bagi anak perusahaan; perbedaan laju inflasi nasional; dan perubahan kurs
valuta asing; dan perbedaan pajak.
Manajer keuangan harus memenuhi
banyak tujuan dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan
noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Jika suatu investasi asing
tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya
lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka pemegang saham induk
perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan lokal.
Bagi manajer perusahaan
multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal
yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan
dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak lokal juga
sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
·
arus kas proyek vs induk perusahaan
·
arus kas induk perusahaan yang terkait dengan
pendanaan
·
pendanaan yang bersubsidi
·
resiko politik
Proses ini juga harus
mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi
pengembalian mata uang asing. Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman
dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga
transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk perusahaan, dan
estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas
perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi,
dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
PEMBUATAN
MODEL USAHA
Survei terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen
menghabiskan lebih banyak waktu dalam masalah perencanaan strategis
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha merupakan gambaran
besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis
jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama.
1.
Mengidentifikasikan faktor-faktor utama yang relevan
terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2.
Merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan
perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan
diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
3.
Mengembangkan sumber-sumber data untuk menditkung
pilihan-pilihan strategis.
4.
Mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi
serangkaian tindakan yang spesifik.
ALAT PERENCANAAN
Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan
di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan
sangat membantu perusahaan dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada.
Suatu sistem dapat diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan
kondisi pasar. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh
keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan.
Masukan-masukan yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan
ukuran-ukuran yang digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar
atau untuk mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat
tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analicis ini menyangkut kekuatan dan
kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang
dapat dijalankan.
Alat keputusan
yang saat ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi seluruhnya bergantung
pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu
perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh
data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis. Kebanyakan
informasi yang diperlukan berasal dari sumber-sumber selain catatan akuntansi.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan untuk
melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam
strategi global sebuah perusahaan multinasional. Investasi asing langsung
umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko
investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah.
Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu
kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang
diusulkan.Pendekatan terhadap keputusan investasi yang lebih kompleks juga
tersedia. Terdapat beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang
optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi
alternatif investasi berdasarkan kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk
pilihan investasi umumnya memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yang
telah disesuaikan dengan risiko berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai:
rata-rata tertimbang biaya modal perusahaan. Umumnya, perusahaan dapat
meningkatkan kemakmuran pemiliknya dengan melakukan investasi yang menjanjikan
nilai sekarang bersih yang positif. Ketika mempertimbangkan pilihan yang
sifatnya saling lepas atau saling tidak bergantung (mutually exclusive),
perusahaan yang rasional akan memilih opsi yang menjanjikan nilai sekarang
bersih yang paling maksimum.
Dalam
lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu.
Perbedaan dalam huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko
nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam
pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan
untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional
atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang
pengukuran; (1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi
multinasional, (2) mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal
perusahaan multinasional. Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan
strategic, yang langkah ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.
SUDUT PANDANG HASIL KEUANGAN
Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian
yang relevan untuk menganalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat
pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang. Haruskah manajer
keuangan internasional mengevaluasi ekspektasi tingkat pengembalian investasi
dari sudut pandang proyek luar negeri atau dari sudut pandang induk perusahaan?
Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena
beberapa hal seperti; (1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan
modal, (2) biaya izin, royalti, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi
induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju
inflasi nasional, (4) perubahan kurs valuta acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat pengembalian dan risiko suatu
investasi luar negeri dapat dievaluasi dari sudut pandang pemegang saham
domestik induk perusahaan, sudah tidak memadai lagi karena :
1.
Investor dalam induk perusahaan semakin banyak yang
berasal dari masyarakat dunia.
2.
Tujuan investasi harus mencerminkan kepentingan
seluruh pemegang saham, bukan hanya yang berasal dari domestik.
3.
Pengamatan juga menunjukkan bahwa perusahaan
multinasional memiliki horizon investasi jangka panjang' (dan bukan jangka pendek).
Dana yang dihasilkan di luar negeri cenderung untuk diinvestasikan kembali dan
bukan direpatriasikan kepada induk perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan
lebih tepat untuk mengevaluasi pengembalian dari sudut pandang negara tuan
rumah. Penekanan pada pengembalian proyek lokal konsisten dengan tujuan untuk
memaksimalkan nilai grup konsolidasi.
Solusi yang memadai adalah mengakui bahwa manajer
keuangan harus memenuhi banyak tujuan, dengan memberikan respons kepada
kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya.
Pemerintah negara tuan rumah merupakan salah satu kelompok bagi investasi luar
negeri. Kesesuaian antara tujuan investor multinasional dan negara tuan rumah
harus tercapai melalui dua perhitungan pengembalian keuangan: satu dari sudut
pandang negara tuan rumah, dan yang lain dari sudut pandang negara induk
perusahaan. Sudut pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa investasi luar
negeri yang menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan lokal) tidak akan
salah dalam mengalokasikan somber daya negara tuan rumah yang langka. Evaluasi
atas peluang investasi dari sudut pandang lokal juga memberikan informasi yang
bermanfaat bagi induk perusahaan. Jika suatu investasi asing tidak menjanjikan
pengembalian yang telah disesuaikan risiko yang nilainya lebih tinggi dari
pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka pemegang saham induk perusahaan
akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan lokal.
MENGUKUR
EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing
merupkan hal yang cukup menantang. Misalkan, untuk keperluan diskusi, unit
operasi manufaktur Daimler-Chrysler di AS sedang mempertimbangkan untuk membeli
100 kepemilikan fasilitas manufaktur di Rusia. Induk perusahaan AS akan
mendanai setengah dari investasi tersebut dalam bentuk uang tunai dan
peralatan; sisanya akan didanai oleh pinjaman bank local dengan tingkat suku
bunga pasar yang berlaku. Fasilitas Rusia tersebut akan mengimport setengah
dari bahan mentah dan komponennya dari induk perusahaan AS dan akan mengekspor
setengah dari hasil produksinya ke Hungaria. Untuk mengembalikan dana kepada
induk perusahaan, dan imbalan fasilitas Rusia akan membayar lisensi, royalty
untuk penggunan pateninduk perusahaan, dan jasa teknis untuk jasa manajemen
yang diterima. Laba dan fasilitas Rusia akan dikirimkan kepada induk perusahaan
sebagai deviden.
Metode untuk mengestimasikan proyeksi arus kas yang
terkait dengan fasilitas di Rusia mirip dengan yang digunakan untuk sebuah
perusahaan domestic. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan
dan pengalaman antisipasi pengihan. Beban operasi dan pajak local juga
sama-sama diramalkan. Namun yang demikian terdapat tambahan kerumitn yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
1. Arus kas proyek versus induk perusahaan
2. Arus kas induk perusahaan yang terkait dengan
pendanaan
3. Pendanaan yang bersubsidi
4. Risiko politik
BIAYA
MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi di luar negeri dievaluasi
menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus
dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal
perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan demikian suatu proyek harus
menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan
agar dapat diterima. Tingkat patokan ini berkaitan dengan proporsi utang dan
ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan debagai berikut:
Ka = rata-rata tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke = biaya ekuitas
Ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai struktur modal perusahaan (E+D)
T = tariff pajak marginal
Masalah serupa juga berkaitan dengan pengukuran
komponen utang dari rata-rata biaya modal. Di sebuah Negara, biaya utang ini
merupakan suku bunga efektif dikalikan dengan (1-t) karena bunga umumnya
merupakan beban yang dapat dikurangkan terhadap pajak.
SISITEM INFORMASI MANAJEMEN
SISITEM INFORMASI MANAJEMEN
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik
suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan,
termasuk proses perencanaan. Tugas ini menantang, karena kerangka dasar
multinasionl secara alamiah lebih rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu
Negara.
Informasi Manajemen dan Hiperinflasi
FAS No.52, mewajibkan penggunaan metode translasi
temporal, seperti yang djelaskan pada sebelumnya, ketika melakukan
translasiakun-akunperusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan
berinfliasi tinggi. Meskipun FAS No.52 dan ketentuan nasional sejenismemberikan
panduan yang bermanfaat dalam neyusun laporan mata uang keras,
ketentuan-ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang
beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi. Dalam lingkungan inflasi
tinggi, laporan keuangan yang disusun sesuai dengan FAS 52 cenderung
menimbulkan distorsi realitas melalui:
·
Menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan
beban
·
Melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang
besar yang sulit untuk diinterprestasikan
·
Mendistorsikan perbandingan kinerja antarwaktu.
Penentuan Biaya Strategis
·
Ketika sistem biaya standar secara
tradisional masih digunakan, perusahaan Jepang memperkenalkan konsep biaya yang
fokus pada strategi manufaktur global (Productivity, TQC, JIT)
·
Ketika metode penentuan harga berbasis
biaya (variance analysis) digunakan, Jepang justru menggunakan metode
penentuan biaya berbasis harga (target costing).
·
Dengan target costing, estimasi biaya
bukan didasarkan biaya untuk membuat produk, tetapi berdasarkan
pada biaya yang dapat disisihkanuntuk setiap produk atau
disebut biaya Kaizen.
·
Penentuan biaya Kaizen fokus
pada apa yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja dalam kondisi pasar
yang kompetitif.
Evaluasi Kinerja
Operasi LN
·
Mengevaluasi kinerja memungkinkan top management
untuk:
Ø Mempertimbangkan
profitabilitas
Ø Menentukan
kinerja area
Ø Alokasi
sumberdaya
Ø Evaluasi
kinerja manajemen
Ø Memastikan
konsistensi perilaku manajemen
·
Konsistensi
·
Kinerja Unit Vs Manajemen
·
Kinerja Kriteria
·
Isu Pengukuran dan Perubahan Harga dalam
Evaluasi
Bagi manajer perusahaan
multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal
yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan
dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak local juga
sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus
dipertimbangkan:
·
arus kas proyek vs induk perusahaan
·
arus kas induk perusahaan yang terkait dengan
pendanaan
·
pendanaan yang bersubsidi
·
resiko politik
Proses ini juga harus
mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas
ekspektasi pengembalian mata uang asing.
Sumber utama arus kas induk
meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban
overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada
induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini
memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi
pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip
akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan
keuangan pro forma dengan dasar local ketika mengestimasikan arus kas masa
depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini
berbeda dari aturan yang digunakan di Negara asal induk perusahaan, maka dapat
terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas.
Penyusunan system informasi
seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung
strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi, komunikasi
informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer
operasi local dengan manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi
informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali
kerumitan ini. Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan yang dicapai:
1. penyebaran
rendah dengan sentralitas yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih
kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas, dan system informasi
domestic yang mendominasi kebutuhan.
2. penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional
dengan operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.
3. penyebaran
yang tinggi dengan sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan
aliansi strategi di seluruh dunia.
Opini:
Menurut saya, agar suatu sistem
pengendalian di perusahaan multinasional berfungsi dengan baik, biasanya sistem
yang digunakan tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan di domestik, alasannya
supaya pihak manajemen tidak dipersulit dengan harus mengurusi pengendalian
domestik dan multinasional secara bersamaan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar